maaf postingan kali ini saya copy dari MotoBike.com - Paket juphe yang ditawarkan kali ini justru
langsung main di pusat sumber daya tenaga alias blok mesin. Pasti
banyak yang bertanya, kenapa harus mesin duluan? Nah, jawabannya
langsung dikasih Johnny Holle, juragan JHM Motor di Jl. Karya Barat 2,
gang 2, No.56, Jakbar.
"Hasil riset setahun lebih ketika akhirnya diputuskan kalau parts pendukung aftermarket macam CDI, koil dan lain-lain justru lebih efektif ketika mesin sudah besar," terang pria jangkung langsing ini. Maksudnya sih konsentrasi sama sumber tenaganya, kalau sudah enak, baru selanjutnya tinggal pasang parts pendongkrak performa plug n play (PnP).
"Hasil riset setahun lebih ketika akhirnya diputuskan kalau parts pendukung aftermarket macam CDI, koil dan lain-lain justru lebih efektif ketika mesin sudah besar," terang pria jangkung langsing ini. Maksudnya sih konsentrasi sama sumber tenaganya, kalau sudah enak, baru selanjutnya tinggal pasang parts pendongkrak performa plug n play (PnP).
Tapi tenang saja, sesuai syarat, paket yang tersedia harus di kisaran
Rp 1 jutaan. "Paket pertama ganti piston Kawasaki Kaze diameter 53 mm,
dapat bonus polish dan porting (gbr.1)," jelas Papi, panggilan akrab
Johnny. Dari diameter standar 50 mm, kapasitas meningkat hingga 120 cc.
Hasil dyno, paket harian ini sanggup membuat tenaga Vario jadi 8,5 dk
dari standarnya yang hanya 6,2 dk (gbr.2). Naik 2,3 dk lebih dari cukup
kan buat harian.
Enaknya lagi, seluruh paket tersebut dijamin oleh Papi tanpa ada penggantian jeroan lainnya, misal knalpot ataupun karburator yang masih dibiarkan standar. Bahkan ukuran spuyer tak diutak-atik sama sekali. Paket seharga Rp 650 ribu tersebut juga tak butuh waktu lama untuk pengerjaannya. Hanya butuh sehari dan besok Vario kesayangan bisa diambil lagi.
"Keuntungan lain, konsumsi bensin juga tak akan lebih boros dari standarnya karena hanya dengan buka gas sedikit, putaran mesin sudah langsung naik. Jadi bisa lebih hemat," klaim pria yang sudah bertahun-tahun menekuni spesies Vario ini.
Enaknya lagi, seluruh paket tersebut dijamin oleh Papi tanpa ada penggantian jeroan lainnya, misal knalpot ataupun karburator yang masih dibiarkan standar. Bahkan ukuran spuyer tak diutak-atik sama sekali. Paket seharga Rp 650 ribu tersebut juga tak butuh waktu lama untuk pengerjaannya. Hanya butuh sehari dan besok Vario kesayangan bisa diambil lagi.
"Keuntungan lain, konsumsi bensin juga tak akan lebih boros dari standarnya karena hanya dengan buka gas sedikit, putaran mesin sudah langsung naik. Jadi bisa lebih hemat," klaim pria yang sudah bertahun-tahun menekuni spesies Vario ini.
Oh iya, lebih enak lagi kalau sekalian ganti per CVT dengan roller-nya.
"Bisa kombinasi roller 10 gr dengan 13 gr, atau dibikin rata 10 gr
(gbr.3). Tergantung rute kebiasaan customer. Sedang per CVT justru
tergantung bobot rider. Kalau enteng dan jarang boncengan bisa pakai per
1.000 atau 1.500 rpm, sedang kalau sering boncengan pakai yang 2.000
rpm," ulas warga Daan Mogot, Jakbar ini.
Kalau sudah puas dengan paket 53, bisa naik lagi ke paket 56. Maksudnya ganti piston 56 mm, yang juga tidak menyentuh sektor lain alias dibiarkan standar. Pilihan pistonnya beragam, tapi Papi lebih percaya punya orisinalnya Kawasaki Kaze. "Kayaknya kalau pakai piston orisinal lebih yakin awet gitu," lanjut pria berambut lurus ini.
"Paket ini sebenarnya baru tahapan awal ekstrem. Jadi setelah ganti piston 56, selanjutnya tinggal ganti parts aftermarket itu," sambung Papi lagi. Hanya memang butuh waktu lama untuk proses pekerjaannya. "Motor mesti ditinggal tiga hari, karena harus bongkar crankcase sekaligus ganti seluruh oli mesin hingga girboks," ucap pria murah senyum ini.
Baru tahapan terakhir bisa pasang parts pendukung. Biasanya CDI dengan knalpot ataupun filter udara aftermarket (gbr.4). Karena sumber tenaganya sudah meledak, alhasil hanya butuh sedikit tambahan parts pendukung untuk yang hasrat ngebutnya besar.
Kalau sudah puas dengan paket 53, bisa naik lagi ke paket 56. Maksudnya ganti piston 56 mm, yang juga tidak menyentuh sektor lain alias dibiarkan standar. Pilihan pistonnya beragam, tapi Papi lebih percaya punya orisinalnya Kawasaki Kaze. "Kayaknya kalau pakai piston orisinal lebih yakin awet gitu," lanjut pria berambut lurus ini.
"Paket ini sebenarnya baru tahapan awal ekstrem. Jadi setelah ganti piston 56, selanjutnya tinggal ganti parts aftermarket itu," sambung Papi lagi. Hanya memang butuh waktu lama untuk proses pekerjaannya. "Motor mesti ditinggal tiga hari, karena harus bongkar crankcase sekaligus ganti seluruh oli mesin hingga girboks," ucap pria murah senyum ini.
Baru tahapan terakhir bisa pasang parts pendukung. Biasanya CDI dengan knalpot ataupun filter udara aftermarket (gbr.4). Karena sumber tenaganya sudah meledak, alhasil hanya butuh sedikit tambahan parts pendukung untuk yang hasrat ngebutnya besar.
